Rabu, 15 April 2009

Pengenalan Orthotik dan Prostetik


Di Indonesia, jumlah penyandang cacat cenderung bertambah karena angka kecelakaan dan penyakit degeneratif yang bisa menyebabkan cacat tubuh juga cenderung meningkat. Ini menjadi indikator bahwa kebutuhan pelayanan kesehatan pada penyandang cacat cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bidang pelayanan ortotik dan prortetik sangat diperlukan. Ortotik prostetik adalah sebuah profesi yang membidangi tentang pelayanan rancang bangun serta pembuatan, pemasangan alat bantu bagi pasien yang mengalami kelemahan dan kelayuhan, deformitas serta hilangnya anggota gerak tubuh pada manusia.
Ortotik prostetik terdiri dari 2 buah bentuk penanganan.
1.Ortotik
Yaitu bentuk pelayanan pemasangan dan pembuatan alat bantu bagi pasien yang mengalami kelainan serta kelayuhan.
2.Prostetik
Suatu bentuk pelayanan pemasangan serta pembuatan alat bantu bagi pasien yang mengalami kehilangan anggota gerak tubuh.
Alat bantu untuk prostetik disebut prostesi/prothese sedangkan untuk ortotik disebut ortosis/orthose. Fokus dari tulisan ini adalah tentang prothese. Prothese berkaitan erat dengan amputasi. Sebab-sebab amputasi dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu.
1.Trauma
a)Kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja
b)Perang
c)Penyebab trauma lainnya
2.Pathologi
a)Tumor (kanker)
b)Penyakit vaskular (arteriosklerosis)
c)Infeksi
3.Kelainan
a)Congenital
b)Acquired (kelayuhan)
Prothese sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1.Fisiologi
2.Biomekanik
3.Mekanik
Faktor fisiologi
Faktor fisiologi mencakup tentang kondisi pasien secara umum dan kondisi stump sendiri. Kondisi pasien secara umum mempengaruhi rencana perawatan pasien yang meliputi faktor-faktor sebagai berikut.
Umur
Jenis kelamin
Kelainan internal (penyakit kardiovaskular atau kelainan intestinal)
Kelainan otot dan sebagainya (penyakit otot, penyakit sendi, penyakit tulang)
Kondisi psikologi
Kondisi tubuh secara umum
Kondisi spesifik meliputi penilaian kondisi stump.
Tingkat amputasi
Teknik amputasi yang digunakan
Panjang tulang
Sirkulasi
Kondisi tulang
Kondisi otot-otot
Range of motion (ROM)
Kondisi kulit
Luka
Kemampuan untuk menahan berat
Faktor biomekanik
Faktor biomekanik aalah hasil interaksi antara kondisi fisiologi pasien dan kekuatan biomekanik (statik dan dinamik) yang menggerakkan stump melalui prothese ketika pasien berjalan di lantai.
Penilaian faktor biomekanik pasien meliputi kriteria sebagai berikut.
Faktor fisiologi
1.Pekerjaan pasien dan lingkungan
2.Tujuan penggunaan prothese (kerja, hobi, olah raga, kosmetik), pemilihan komponen tergantuk pada tujuan ini.
3.Desain
4.Alignment
5.Analisis gait
6.Evaluasi jangka pendek
7.Evaluasi jangka panjang
Faktor mekanik
Faktor mekanik ditentukan oleh kekuatan biomekanik yang ada di prothese yaitu tension, compression, sheer dan torsion forces. Setiap kekuatan ini mempengaruhi komponen prothese. Komponen prothese di tes untuk mengetahui kekuatan maksimum dan daya tahannya.
Prothese bawah lutut terdiri dari 2 bagian yaitu soket dan shank (badan protetik yang menghubungkan soket dan telapak kaki)
Socket
Soket untuk protetik harus meliputi fungsi-fungsi sebagai berikut.
1.Mengakomodasi volume stump.
2.Dapat mentransmisikan kekuatan statik dan dinamik.
3.Mentransmisikan gerak.
4.Membantu suspensi antara soket dan stump.
Prosthetik shank (badan prosthesis)
Fungsi shank yaitu.
1.Untuk menopang telapak kaki dan socket di posisi yang benar.
2.Untuk menyalurkan berat dari socket ke telapak kaki
3.Sebagai kosmetik
Shank bisa dipilih endoskeletal ataupun exoskeletal. Endoskeletal mirip dengan struktur tulang yang mempunyai fungsi menyangga tubuh dari dalam dan dibalut kosmetik diluarnya. Exoskeletal memiliki fungsi penyangga dari luar, jadi struktur luar dari prothesis selain mempunyai fungsi penyangga juga berfungsi sebagi kosmetik.
Fokus utama dalam pembahasan ini adalah tentang prothese endoskeletal yang meliputi penelitian bahan, desain serta pembuatannya khususnya untuk prothese bawah lutut. Penelitian tentang prothese endoskeletal di Indonesia masih sangat minim terutama komponen lokal, yang mengakibatkan kurang berkembangnya prothese endoskelatal di Indonesia.
Di negara-negara maju, prothese endoskelatal menjadi pilihan utama dikarenakan fungsi, manfaat, kosmetik dan kemudahaan untuk perakitannya. Di lain pihak, umumnya prothese endoskeletal lebih mahal dibandingkan prothese exoskeletal dikarenakan tingkat kerumitan dan kesulitan dalam pembuatan komponennya. Sebagai tuntutan dari perkembangan dan peningkatan mutu serta fungsi prothese, maka perlu diadakannya penelitian tentang prothese endoskeletal.

LATAR BELAKANG
Konsep endoskeletal komponen terdiri dari pipa pylon dari besi atau plastik yang dihubungkan ke soket dan telapak kaki. Semua kekuatan dari tubuh turun melalui pylon ini dan bukan melalui kosmetik luarnya. Untuk kosmetik luarnya diberikan spon lunak yang dibentuk menyerupai kaki aslinya.
Sistem endoskeletal sering disebut modular, yang artinya dibuat dari beberapa bagian sehingga nantinya bisa dirakit, dilepas kembali dan diganti setelannya. Alat alignment merupakan bagian dari struktur protesis ini. Setelah alignment selesai kemudian prothese ini dikunci sehingga posisinya tidak berubah.

Exoskeletal shank
Material yang banyak digunakan untuk pembuatan exoskeletal shank adalah GRP (glass reinforce plastic)/resin, alumunium, dan polypropylene. Sedangkan didalamnya bisa diisi kayu, busa atau material lainnya. Sebelum dilakukan proses kosmetik, terlebih dahulu dilakukan alignment untuk mencari posisi yang tepat antara socket dan telapak kaki.
Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian dari penggunaan exoskeletal shank.
Keuntungan:
Kuat
Tahan lama
Murah
Mudah dibersihkan
Dapat disetel untuk berbagai macam aktivitas
Kerugian:
Alignment tidak dapat dengan mudah disesuaikan,
Socket tidak dapat mudah diganti
Kemungkinan kosmetiknya buruk

Endoskeletal
Konsep endoskeletal komponen terdiri dari pipa pylon dari besi atau plastik yang dihubungkan ke soket dan telapak kaki. Semua kekuatan dari tubuh turun melalui pylon ini dan bukan melalui kosmetik luarnya. Untuk kosmetik luarnya diberikan spon lunak yang dibentuk menyerupai kaki aslinya.
Sistem endoskeletal sering disebut modular, yang artinya dibuat dari beberapa bagian sehingga nantinya bisa dirakit, dilepas kembali dan diganti setelannya. Alat alignment merupakan bagian dari struktur protesis ini. Setelah alignment selesai kemudian prothese ini dikunci sehingga posisinya tidak berubah.
Ada 2 jenis alignment untuk sistem modular ini yaitu.
1.Tilt/shift
Alignment bisa dirubah dengan didongakkan dan digeser untuk penyesuaian alignmentnya. Contoh sistem modular yang menggunakan sistem ini adalah Blatchford endolite dan ICRC.
2.Tilt/tilt
Di sistem ini alignment bisa dirubah dengan didongakkan ke atas, bawah, maupun samping kiri dan kanan dengan menyetel seperangkat mur untuk penyesuaiannya. Sistem ini umum digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti otto bock, proteor dan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar